RESUME DESAIN DAN PERILAKU ORGANISASI

MAKALAH
PENGANTAR BISNIS
RESUME DESAIN DAN PERILAKU ORGANISASI




DOSEN MATA KULIAH :
FITRI FAUZIAH, S.Pd., MM

DISUSUN OLEH :

1.        SANTY MEYLINAWATI
2.        REGINA OKTA
3.       ADELYA DEVA SALSABILA
11021900241
11021900052
11201900184


UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
SERANG – BANTEN
TAHUN 2019 – 2020



1.      Pengertian Organisasi
Organisasi menurut Boone dan Kurtz adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Organisasi adalah sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan dalam proses yang berkelanjutan dari transformasi masukan sumber daya menjadi keluaran berupa produk dan jasa.
Manager harus menyusun suatu struktur organisasi formal yang orang-orang dan sumber fisiknya dipersiapkan dengan baik untuk melakukan rencanadan mencapai tujuan keseluruhan. Definisi organisasi mencakup dalam 3 (tiga) elemen pokok, yaitu interaksi manusia, kegiatan mengarah pada tujuah, dan struktur.
Secara umum organisasi dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.       Organisasi formal adalah sistem tugas, hubungan wewenang, tanggung jawab, dan pertanggungjawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan struktur organisasi formal adalah:
1.         Wewenang
2.         Tanggung jawab
3.         Pertanggungjawaban
4.         Delegasi
5.         Koordinasi
b.      Organisasi informal adalah suatu jaringan hubungan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal terjadi dalam semua perusahaan karena adanya interaksi manusia, dan orang akan selalu berinteraksi serta membentuk keakraban. Komunikasi yang terjadi dalam organisai informal berjalan dengan cepat dari mulut kemulut. Sistem komunikasi ini disebut sistem tanaman rambat. Menurut wewenang pengambilan keputusan organisasi dibedakan menjadi 2 yaitu:

1.         Organisasi yang disentralisir
Organisasi yang disentralisir merupakan sebuah sistem yang wewenang serta pengendaliannya dipegang disuatu pusat, biasanya eksekutif puncak. Organisasi yang didesentralisir merupakan suatu usaha sistematis untuk mendelegasikan kepada jenjang bawah semua wewenang kecuali yang harus dilaksanakan pada jenjang tertinggi.
Dalam organisasi yang didesentralisir para manajer jenjang lebih bawah mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.
·         Kebaikan organisasi yang disentralisir:
1.      Pengendalian dapat dilakukan lebih efektif.
2.      Cenderung memperpendek jangka pengambilan keputusan.
3.      Memungkinkan bagi seluruh unit untuk mengikuti suatu rencana tindakan yang seragam.
·         Keburukan organisasi disentralisir:
1.      Jika prusahaan berkembang pesat, maka beban kerja pada eksekutif puncak menjadi terlalu banyak.
2.      Hanya memberikan pengalaman sedikit pada para manajer muda dlm pengambilan keputusan, karena semua keputusan penting diambil oleh manajemen puncak.      
2.      Organisasi yang didesentralisir, merupakan usaha sistematis untuk mendelegasikan semua jenjang bawah semua wewenang kecuali yang hatus dilaksanakan pada jenjang tertinggi

2        Stuktur Organisasi dan Penyusunannya.
Setiap struktur organisasi akan memusatkan perhatian pada kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Manajemen menganalisis jabatan yang dilakukan, kemudian orang dengan minat dan kualifikasi tertentu ditarik untuk memegang jabatan. Struktur organisasi yang ditentukan dengan baik juga harus mendukung moral karyawan.
Pembentukan Struktur Organisasi
Struktur organisasi formal didasarkan pada analisa dari tiga elemen kunci setiap organisasi, yaitu :
1.      Interaksi kemanusiaan
2.      Kegiatan yang terarah ke tujuan
3.      Struktur
Manajemen harus mengkoordinir kegiatan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan perusahaan bersifat luas dan tidak memberikan ciri secara individual, sehingga dipecah kedalam tujuan-tujuan khusus untuk setiap karyawan perusahaan.

Hierarki Tujuan Organisasi: berlingkup dari tujuan perusahaan keseluruhan sampai tujuan-tujuan khusus yang ditetapkan untuk masing-masing karyawan.

 

Departementalisasi: masing-masing kegiatan ditugaskan ke departemen atau bagian yang berbeda dalam perusahaan termasuk manajer dan karyawannya.
Wewenang dan tanggung jawab: manajer memberikan tanggung jawab kepada bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan oleh manajer, selain tanggung jawab bawahan juga diberi wewenang yang sepadan dengan tanggung jawabnya. Setelah melakukan tugas sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, bawahan harus memberikan pertanggungjawaban kepada atasannya.
Menjamin komunikasi yang efektif: komunikasi yang jelas sangat penting agar organisasi bisa berjalan lancar.

Bentuk-bentuk struktur organisasi:
a.       Organisasi Garis/Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang langsung secara vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap bawahannya. Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol.
Ciri organisasi garis/lini :
·         Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang
·         Jumlah karyawan sedikit
·         Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
·         Belum terdapat spesialisasi
·         Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
·         Struktur organisasi sederhana dan stabil
·         Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
·         Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah :
·         Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando.
·         Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar
·         Proses decesion making berjalan cepat
·         Disiplin dan loyalitas tinggi   
·         Rasa saling pengertian antar anggota tinggi
Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah :
·         Ada tendensi gaya kepernimpinan otokratis
·         Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat
·         Tujuan top manajer sering tidak bisa dibedakan dengan tujuan organisasi
·         Karyawan tergantung pada satu orang dalam organisasi

b.      Organisasi Garis Dan Staf
Pada dasarnya bentuk struktur organisasi Garis dan staf adalah percampuran antara organisasi garis dan organisasi fungsional. Azas satu komando tetap dipertahankan dan pedelegasian wewenang dilakukan vertikal dari puncak pimpinan menuju pimpinan dibawahnya. Puncak pimpinan memiliki hak menetapkan keputusan, kebijaksanaan dan juga merealisasikan tujuan perusahaan. Untuk mempermudah pekerjaan dan tugasnya maka pucuk pimpinan dibantuk orelh para staf yang bertugas memberikan bantuan pemikiran, saran, informasi serta pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan.

Ciri-ciri Bentuk Struktur organisasi garis dan staf
Berikut adalah ciri-ciri organisasi lini dan staf :
·       Pimpinan puncak hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
·       Hanya terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
·       Kesatuan komando tetap dipertahankan dan setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan langsung.
·       Skala organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat kompleks.
·       Hubungan antara atasan dengan bawahannya bersifat tidak langsung.
·       Antara pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
·       Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan dapat di gunakan secara maksimal.
Kelebihan:
·       Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan karena pimpinan tetap berada dalam satu tangan saja.
·       Terdapat pembagian wewenang yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
·       Terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staf dan pelaksana.
·       Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai seorang atasan tertentu saja.
·       Bawahan hanya mendapat perintah dan memberikan tanggung jawab kepada seorang atasan tertentu saja.
·       Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan relatif lebih lancar, karena mendapat bantuan data, informasi, saran-saran, dan pemikiran para stafnya.
·       prinsip “the right man in the right place” lebih mudah untuk di laksanakan.
·       Organisasi ini fleksibel dan luwes, karena dapat diterapkan pada organisasi besar maupun kecil, organisasi perusahaan maupun organisasi sosial.
·       Kedisiplinan dan moral karyawan tinggi, karena tugas-tugasnya sesuai dengan keahliannya.
·       Keuntungan dari spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
·       Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah ada pembagian tugas yang jelas.
·       Bakat karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan, karena mereka bekerja sesuai dengan kecakapan dan keahliannya.
·       Perintah dan pertanggungjawaban melalui garis vertikal terpendek.



Kelemahannya :
·       Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat.
·       Solidaritas dan esprit de corp karyawan kurang baik karena mereka tidak saling mengenal.
·       Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian menganggap tugasnyalah yang terpenting.

c.       Organisasi Fungsional
Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization) merupakan Struktur Organisasi yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar unit kerja.
Kebaikan Organisasi Funsional,yaitu:
  • Masing-masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dalam bidangnya,sehingga terdapat keserasian antara tugas dan keahliannya.
  • Tugas para manajer menjadi lebih ringan dengan adanya pembagian fungsi.
Keburukan Organisasi Fungsional,yaitu:
  • Membingungkan para pekerja karena tidak ada kesatuan dalam pimpina dan perintah.
  • Tidak ada hubungan garis langsung dengan atasan.
  • Kesulitan-kesulitan yang timbul tidak dapat secara cepat diatasi.
  • Kurangnya koordinasi sering menimbulkan perselisihan diantara para manajer.
d.      Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization) adalah Struktur Organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan letak geografis. Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di perusahaan yang berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.

e.       Organisasi Komite
Bentuk organisasi komite adalah sebuah organisasi yang setiap anggotanya mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite mengutamakan pimpinan yang dapat berarti di dalam organisasi ini terdapat pimpinan kolektif presidium (plural executive) dan komite ini bersifat manajerial. Komite dapat memiliki sifat formal atau informal dimana komite-komite tersebut dapat di bentuk sebagai bagian dari struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang dibagikan secara khusus.
Ciri-ciri organisasi komite
Berikut adalah ciri-ciri organisasi komite :
·       Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.
·       Wewenang semua anggota sama besarnya.
·       Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun secara kolektif.
·       Pelaksana di kelompokkan berdasarkan bidang / komisi tugas tertentu yang harus dilaksanakan dalam bentuk tugas.
·       Keputusan merupakan keputusan semua anggotanya.
Keunggulannya :
·       Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh beberapa orang.
·       Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter/diktator dapat dicegah.
·       Pembinaan dan partisipasi dapat ditingkatkan.
Kelemahannya :
·       Penanggung jawab keputusan kurang jelas, sebab keputusan merupakan keputusan bersama.
·       Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar.
·       Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui voting suara.
f.       Organisasi Matrik
Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukkan dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan. Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization) merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional dan Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi tersebut. Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur Organisasi Proyek karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga harus mengerjakan kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya. Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya multi komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau perusahaan-perusahaan multinasional.Adapun Kebaikan dan keburukan organisasi matrik,yaitu :

Kebaikan Organisasi Matriks
·      Luwes
·      Memberikan metode untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah utama yang spesifik atau persoalan-persoalan teknis yang unik.
·      Memberikan alat inovasi tanpa mengganggu struktur organisasi yang ada.
Keburukan Organisasi Matrik
·      Beberapa masalah dapat muncul karena pendekatan  ini melanggar prinsip kesatuan perintah yanh tradisional (satu atsan untuk masing-masing individu).
·      Manajer proyek dapat menjumpai kesulitan dalam mengembangkan tim terpadu dari orang-orang yang berasal dari bagian-bagian  yang berbeda.
·      Konflik dapat muncul antara manajer proyek  dengan manajer-manajer bagian  lain.

3.      Desain Struktur Organisasi
Desain struktur organisasi yaitu sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek stuktural dan lkultual yang dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Desain organisasi mempunyai implikasi-implikasi penting pada manfaat kompetitif perusahaan dimana salah satunya adalah untuk meningkatkan koordinasi dan motivasi para pekerja. Dengan dibentuknya desain struktur organisasi dalam perusahaan, maka akan jelaslah hubungan dasar antara mereka yang berwenang dalam pembuat keputusan dan dengan mereka yang wajib untuk melaksanakan keputusan tersebut.
Adapun unsur kunci dalam membangun desain struktur organisasi yang baik sehingga dapat memotivasi karyawan yaitu :
ü  Pembagian Kerja (Division Of Work)
Pembagian Kerja adalah Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan (yang telah disusun dalam proses perencanaan)  –yang mungkin saja bersifat kompleks—menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut
ü  Pengelompokan Pekerjaan (Departmentalization)
Pengelompokan Pekerjaan atau Departementalisasi pada dasarnya adalah Proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu.
ü  Penentuan Relasi Antar Bagian Dalam Organisasi (Hierarchy)
Hierarcy adalah Proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik secara vertikal maupun secara horisontal.
Terdapat 2 konsep penting dalam Hierarcy, yaitu :
·           Span Of Management Control terkait dengan jumlah orang atau bagian di bawah suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau bagian tertentu
·           Chain Of Command juga menunjukkan garis perintah dalam sebuah organisasi dari hirarki yang paling tinggi misalnya hingga hirarki yang paling rendah. chain of command juga menjelaskan bagaimana batasan kewenangan dibuat dan siapa dan bagian mana akan melapor ke bagian mana.
ü  Penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktifitas antar bagian dalam organisasi atau koordinasi (coordination). Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif.
Desain Organisasi yakni sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Desain organisasi mempunyai implikasi-implikasi penting pada manfaat kompeitif perusahaan dimana salah satunya adalah untuk menungkatkan koordinasi dan motivasi para pekerja.
Dengan dibentuknya desain organisasi dalam perusahaan, maka akan jelaslah hubungan dasar antara mereka yang berwenang dalam pembuat keputusan dan dengan mereka yang wajib untuk melaksanakan keputusan tersebut. Adapun unsur kunci dalam membangun desai struktur organisasi yang baik sehingga dapat memotivasi karyawan,departementalisasi,hierarki dan koordinasi. Menurut Richard L. Daft (1998:15), dimensi desain organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
1.      Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang menggambarkan karakteristik internal dari organisasi dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan membandingkan organisasi. Dimensi struktural terdiri dari :
a.         Formalisasi
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi itu dibakukan (Bedelan & Zammuto, 1991:129). Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan tersebut mempunya tingkat keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana ia harus mengerja kan. Ada 3 macam jenis formalisasi, yaitu: Formalisasi berdasarkan pekerjaan, formalisasi berdasarkan aliran pekerjaan, dan formalisasi berdasarkan peraturan.
b.    Spesialisasi
Spesialisasi hakikatnya ialah daripada dilakukan oleh satu individu, lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan (Daft, 1998:16). Suatu spesialisasi kerja ikatakan bersifat ekstensif apabila setiap karyawan hanya mengerjakan tugas-tugas tertentu yang sempit wilayahnya. Suatu spesialisasi dikatakan rendah apabila karyawan mengerjakan tugas-tugas yang mempunyai batasan yang luas. Ada 2 (dua) tipe spesialisasi, yaitu:
·         Spesialisasi horisontal ini menunjuk pada ruang lingkup suatu pekerjaan, atau pada tingkat mana seorang karyawan melakukan suatu pekerjaan yang lengkap. Semakin kecil bagian suatu karyawan terhadap suatu pekerjaan secara keseluruhan, maka semakin horizontal tingkat spesialisasi pada pekerjaan tersebut.
·         Spesialisasi vertikal menunjuk pada tingkat kontrol yang dimiliki oleh seorang karyawan terhadap suatu pekerjaan. Semakin banyak keputusan yang dibuat oleh seorang karyawan, mengenai bagaimana dan kapan harus melakukan suatu tugas, dan semakin terbatas perilaku karyawan untuk melakukan tugas tersebut diatur oleh peraturan, prosedur, pengawasan ataupun teknologi, semakin rendah tingkat spesialisasi vertikalnya.
c.    Standarisasi
Standarisasi menunjuk pada prosedur yang di desain untuk membuat aktivitas organisasi menjadi teratur, dan hal ini secara otomatis akan memfasilitasi adanya koordinasi (Jackson & Morgan, 1978:92).
2.             Hierarki Otoritas. Otoritas merupakan bentuk dari kekuasaan yang ada pada suatu posisi atau kantor (Robbins, 2003:429). Ketika hak untuk mengatur bawahan termasuk dalam otoritas seseorang, maka otoritas tersebut memberikan hak untuk membatasi pilihan dan perbuatan yang dilakukan oleh bawahan. Hirarki berhubungan dengan “span of control”, yaitu jumlah karyawan yang melapor pada seorang supervisor. Ketika span of control ini sempit, hirarki otoritasnya cenderung tinggi, ketika span of control ini lebar, hirarki otoritasnya akan lebih pendek.e. Kompleksitas
Kompleksitas menunjuk pada jumlah aktivitas maupun subsistem pada organisasi. Kompleksitas bisa diukur melalui 3 (tiga) diferensiasi yaitu vertikal, horizontal dan spatial.
·         Diferensiasi vertikal. Semakin banyak tingkatan yang ada antara manajemen puncak dengan bagian operasional, organisasi tersebut semakin kompleks.
·         Diferensiasi horisontal adalah jumlah jenis pekerjaan satu departemen yang ada pada organisasi. Semakin banyak jumlah pekerjaan yang ada pada suatu organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus, semakin tinggi kompleksitas horisontal pada organisasi tersebut.
·         Diferensiasi spasial adalah jumlah daerah dari keberadaan organisasi secara fisik.
Dengan meningkatnya diferensiasi spasial ini maka semakin tinggi pula kompleksitasnya.
3.             Sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Dikatakan bahwa ketika manajemen puncak membuat keputusan-keputusan kunci dalam organisasi dengan masukan yang terbatas dari
karyawan yang berada di bawahnya, maka organisasi tersebut memiliki tingkat sentralisasi tinggi. Sebaliknya, semakin banyak karyawan yang berada di bawah manajemen puncak memberikan masukan bagi pengambilan keputusan, maka dikatakan bahwa organisasi
lebih terdesentralisasi.Pada perusahaan yang memiliki karakter sentralisasi tinggi akan mempunyai struktur yang berbeda dengan perusahaan yang terdesentralisasi.
4.             Profesionalisme adalah level dari pendidikan formal dan training yang harus dimiliki dan diikuti oleh karyawan. Profesionalisme dianggap tinggi apabila karyawan harus mengikuti training dalam jangka waktu yang lama untuk memegang suatu pekerjaan atau jabatan pada perusahaan.
5.             Personel ratio menunjuk pada jumlah karyawan pada suatu fungsi atau departemen tertentu.
6.             Dimensi Kontekstual, yaitu dimensi yang menggambarkan keseluruhan dari suatu organisasi. Dimensi ini memperlihatkan susunan organisasi yang mempengaruhi dan membentuk suatu dimensi struktural organisasi, yang terdiri dari:
·         Ukuran. Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang dalam organisasi tersebut.
·         Teknologi Organisasi. Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi output.
·         Lingkungan. Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup organisasi. Elemen kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas finansial.
Bentuk Desain Organisasi
Bentuk dari desain organisasi ini ditentukan oleh tingkat formalisasi yang dilakukan, tingkat sentralisasi dalan organisasi, kualifikasi karyawan, span of control yang ada serta komunikasi dan koordinasi yang ada dalam organisasi (Robbins,2003:136). Bentuk desain organisasi terdiri dari:
a.       Organic
Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi.
b.      Mostly Organic. Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.
c.       Mechanistic
Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.
d.      Mostly Mechanistic
e.       Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam organisasi tersebut.
Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi (PO) adalah bidang ilmu yang mempelajari dan mengaplikasikan pengetahuan tentang bagaimana manusia berperan atau berperilaku atau bertindak di dalam organisasi (Davis&Newstrom, 1989). Elemen-elemen kunci dalam perilaku organisasi adalah: manusia, struktur, teknologi, dan lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi.
Perilaku organisasi umumnya dikenal sebagai OB (Organizational Behavior) adalah bidang interdisipliner yang ditunjukan untuk mempelajari sikap,perilaku dan kinerja manusia dalam sebuah organisasi.
Prediktor- prediktor penting dalam organisasi kerja meliputi :
1.      Kelompok Kerja, Yaitu Sekumpulan karyawan yang secara bersama-sama mempunyai pekerjaan serupa (umum) dan melihat diri mereka sebagai satu kelompok.
2.      Motivasi, Yaitu Motif intern yang menyebabkan orang berperilaku seperti yang mereka lakukan.Istilah motivasi sendiri, secara taksonomi berasal dari kata latin “movere” yang artinya bergerak. Adapun beberapa definisi tentang motivasi dapat dikemukakan dsebagai berikut :
·         Motivasi adalah proses pengembangan dan pengarahan perilaku atau kelompok, agar individu atau kelompok itu menghasilkan keluaran (output) yang diharapkan, sesuai dengan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai organisasi (Ensiklopedi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 1993: 432-433).
·         Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian,1986 : 132).
Teori motivasi dari maslow menekankan dua ide dasar yaitu:
Ø  Orang mempunyai banyak kebutuhan, tetapi hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi saja yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.
Ø  Kebutuhan manusia dikelompokkan dalam sebuah hierarki kepentingan. Jika satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain yang tingkatannya lebih tinggi akan muncul dan memerlukan pemuasan.
Ø  Pekerjaan dan Sikap Jabatan
Perkembangan teknologi dewasa ini telah menyebabkan penggunaan mesin dan peralatan otomatis yang lebih besar. Akibatnya, karyawan di pabrik kadang-kadang mengeluh bahwa pekerjaan mereka membosankan. Mungkin mereka merasa tidak memperoleh kesempatan untuk meggunakan ketrampilannya. Kecenderungan ke arah yang lebih otomatis di bidang manufaktur dan pertanian lambat laun akan mendapat tantangan dari serikat buruh. Beberapa penelitian antara lain dikemukakan oleh Max Weber (seorang sosiolog jerman,1864 – 1920 ) yang pertama kali menggunakan istilah ‘ etika protestan’ dalam bukunya berjudul ‘Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism,’ berkaitan dengan etika kerja. Penelitian iutu memperlihatkan bahwa yang dinamakan etika kerja itu tidaklah sekuat yang ada di Amerika. Keyakinan bahwa kerja keras adalah baik itu juga merupakan bagian dari etika kerja.
Kepuasan jabatan mungkiin merupakan sikap jabatan yang banyak diteliti. Ini mencakup sikap kearah superfisi kerja, pembayaran, mitra karyawan, dan promosi. Dari penelitian tersebut ditemukan kenyataan bahwa kepuasan jabatan berbeda –beda dari suatu jabatan kejabatan yang lain.
Oleh Musselmah dan Jackson , kepuasan jabatan dipandang sebagai indikator yang bermanfaat bagi manajemen untuk menentukan apakah tedapat bidang-bidang masalah dalam angkatan kerja organisasi. Kepuasan jabatan telah dikaitkan dengan perputaran dan absentiisme dalam angkatan kerja. Moral merupakan sikap umum dari angkatan kerja dalam sebuah perusahaan terhadap jabatan mereka. Sedangkan kepuasan jabatan merupakan istilah lain yang memberikan arti banyak tentang hal yang sama .
Konsep Dasar Perilaku Organisasi :
1.      Perbedaan individual dimana ada istilah “hukum tentang perbedaan individual” (Law of of individual differences)
2.      Manusia secara keseluruhan, bahwa sifat manusia yang berbeda boleh dipelajari secara terpisah, tetapi pada akhirnya sifat-sifat ini merupakan bagian sebuah system yang menciptakan manusia secara keeluruhan.
3.      Perilaku yang bermotivasi, dalam masalah kebutuhan manusia termotivasi bukan oleh perikraan atas apa-apa yang dibutuhkannya, tetapi oleh keinginan mereka sendiri.
4.      Nilai-nilai kemanusiaan (martabat manusia), konsep ini lebih bersifat etis filosofis daripada kesimpulan ilmiah.
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.
Seperti halnya ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja.

GENERALISASI PERILAKU
1.      Pekerja bahagia – pekerja produktif
2.      Orang akan produktif jika atasan ramah, dipercayai bisa diajak kerja sama
3.      Semua orang menginginkan pekerjaan yang menantang
4.      Orang harus diancam agar bekerja bagus
5.      Kelompok yang efektif adalah kelompok yang tidak punya konflik



















Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODEL DESKRIPTIF MANAJEMEN STRATEGIK

PENGANGGARAN PERUSAHAAN