RESUME DESAIN DAN PERILAKU ORGANISASI
MAKALAH
PENGANTAR BISNIS
RESUME DESAIN DAN
PERILAKU ORGANISASI
DOSEN MATA KULIAH :
FITRI FAUZIAH, S.Pd.,
MM
DISUSUN OLEH :
1. SANTY MEYLINAWATI
2. REGINA OKTA
3. ADELYA DEVA SALSABILA
|
11021900241
11021900052
11201900184
|
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
SERANG – BANTEN
TAHUN 2019 – 2020
1.
Pengertian Organisasi
Organisasi menurut Boone dan Kurtz
adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai
tujuan.
Organisasi adalah sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan dalam proses
yang berkelanjutan dari transformasi masukan sumber daya menjadi keluaran
berupa produk dan jasa.
Manager harus menyusun suatu struktur
organisasi formal yang orang-orang dan sumber fisiknya dipersiapkan dengan baik
untuk melakukan rencanadan mencapai tujuan keseluruhan. Definisi organisasi
mencakup dalam 3 (tiga) elemen pokok, yaitu interaksi manusia, kegiatan
mengarah pada tujuah, dan struktur.
Secara umum organisasi dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.
Organisasi formal adalah sistem tugas, hubungan wewenang,
tanggung jawab, dan pertanggungjawaban yang dirancang oleh manajemen agar
pekerjaan dapat dilakukan.
Beberapa faktor yang
harus diperhatikan dalam penyusunan struktur organisasi formal adalah:
1.
Wewenang
2.
Tanggung jawab
3.
Pertanggungjawaban
4.
Delegasi
5.
Koordinasi
b.
Organisasi informal adalah suatu jaringan hubungan pribadi
dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi
informal terjadi dalam semua perusahaan karena adanya interaksi manusia, dan
orang akan selalu berinteraksi serta membentuk keakraban. Komunikasi yang
terjadi dalam organisai informal berjalan dengan cepat dari mulut kemulut.
Sistem komunikasi ini disebut sistem tanaman rambat. Menurut wewenang
pengambilan keputusan organisasi dibedakan menjadi 2 yaitu:
1.
Organisasi yang disentralisir
Organisasi yang disentralisir merupakan sebuah sistem yang wewenang serta
pengendaliannya dipegang disuatu pusat, biasanya eksekutif puncak. Organisasi
yang didesentralisir merupakan suatu usaha sistematis untuk mendelegasikan
kepada jenjang bawah semua wewenang kecuali yang harus dilaksanakan pada
jenjang tertinggi.
Dalam organisasi yang didesentralisir para manajer jenjang lebih bawah
mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.
·
Kebaikan organisasi yang disentralisir:
1. Pengendalian dapat dilakukan lebih efektif.
2. Cenderung memperpendek jangka pengambilan keputusan.
3. Memungkinkan bagi seluruh unit untuk mengikuti suatu rencana tindakan yang
seragam.
·
Keburukan organisasi disentralisir:
1. Jika prusahaan berkembang pesat, maka beban kerja pada eksekutif puncak
menjadi terlalu banyak.
2.
Hanya memberikan pengalaman sedikit pada
para manajer muda dlm pengambilan keputusan, karena semua keputusan penting
diambil oleh manajemen puncak.
2.
Organisasi yang didesentralisir,
merupakan usaha sistematis untuk mendelegasikan semua jenjang bawah semua
wewenang kecuali yang hatus dilaksanakan pada jenjang tertinggi
2
Stuktur Organisasi dan Penyusunannya.
Setiap struktur organisasi akan
memusatkan perhatian pada kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Manajemen menganalisis jabatan yang dilakukan, kemudian orang dengan minat dan
kualifikasi tertentu ditarik untuk memegang jabatan. Struktur organisasi yang
ditentukan dengan baik juga harus mendukung moral karyawan.
Pembentukan Struktur Organisasi
Struktur
organisasi formal didasarkan pada analisa dari tiga elemen kunci setiap
organisasi, yaitu :
1.
Interaksi kemanusiaan
2.
Kegiatan yang terarah ke tujuan
3.
Struktur
Manajemen harus mengkoordinir kegiatan
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan perusahaan bersifat luas dan
tidak memberikan ciri secara individual, sehingga dipecah kedalam tujuan-tujuan
khusus untuk setiap karyawan perusahaan.
Hierarki Tujuan Organisasi: berlingkup dari tujuan perusahaan keseluruhan sampai tujuan-tujuan khusus yang ditetapkan untuk masing-masing karyawan.
Departementalisasi: masing-masing kegiatan ditugaskan ke
departemen atau bagian yang berbeda dalam perusahaan termasuk manajer dan
karyawannya.
Wewenang dan tanggung jawab: manajer memberikan
tanggung jawab kepada bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugas yang
didelegasikan oleh manajer, selain tanggung jawab bawahan juga diberi wewenang
yang sepadan dengan tanggung jawabnya. Setelah melakukan tugas sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya, bawahan harus memberikan pertanggungjawaban
kepada atasannya.
Menjamin komunikasi yang efektif: komunikasi yang jelas
sangat penting agar organisasi bisa berjalan lancar.
Bentuk-bentuk struktur organisasi:
a. Organisasi
Garis/Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang langsung
secara vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap bawahannya. Bentuk
lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini merupakan bentuk
yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa perkembangan
industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol.
Ciri
organisasi garis/lini :
·
Hubungan antara atasan dan bawahan masih
bersifat langsung dengan satu garis wewenang
·
Jumlah karyawan sedikit
·
Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
·
Belum terdapat spesialisasi
·
Masing-masing kepala unit mempunyai
wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
·
Struktur organisasi sederhana dan stabil
·
Organisasi tipe garis biasanya organisasi
kecil
·
Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
Kebaikan
dari struktur organisasi ini adalah :
·
Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu
garis komando.
·
Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh
anggota organisasi besar
·
Proses decesion making berjalan cepat
·
Disiplin dan loyalitas tinggi
·
Rasa saling pengertian antar anggota
tinggi
Kelemahan
dari struktur organisasi ini adalah :
·
Ada tendensi gaya kepernimpinan otokratis
·
Pengembangan kreatifitas karyawan
terhambat
·
Tujuan top manajer sering tidak bisa
dibedakan dengan tujuan organisasi
·
Karyawan tergantung pada satu orang dalam
organisasi
b.
Organisasi Garis Dan Staf
Pada dasarnya bentuk struktur organisasi Garis dan
staf adalah percampuran antara organisasi garis dan organisasi fungsional. Azas
satu komando tetap dipertahankan dan pedelegasian wewenang dilakukan vertikal
dari puncak pimpinan menuju pimpinan dibawahnya. Puncak pimpinan memiliki hak
menetapkan keputusan, kebijaksanaan dan juga merealisasikan tujuan perusahaan.
Untuk mempermudah pekerjaan dan tugasnya maka pucuk pimpinan dibantuk orelh
para staf yang bertugas memberikan bantuan pemikiran, saran, informasi serta
pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan.
Ciri-ciri
Bentuk Struktur organisasi garis dan staf
Berikut adalah ciri-ciri organisasi
lini dan staf :
·
Pimpinan puncak hanya satu orang dan dibantu oleh para
staf.
·
Hanya terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang
lini dan wewenang staf.
·
Kesatuan komando tetap dipertahankan dan setiap atasan
mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan
langsung.
·
Skala organisasinya besar, karyawannya banyak dan
pekerjaannya bersifat kompleks.
·
Hubungan antara atasan dengan bawahannya bersifat
tidak langsung.
·
Antara pimpinan dan para karyawan tidak semuanya
saling mengenal.
·
Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan dapat
di gunakan secara maksimal.
Kelebihan:
·
Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan karena
pimpinan tetap berada dalam satu tangan saja.
·
Terdapat pembagian wewenang yaitu wewenang lini dan
wewenang staf.
·
Terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas
antara pimpinan, staf dan pelaksana.
·
Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan
hanya mempunyai seorang atasan tertentu saja.
·
Bawahan hanya mendapat perintah dan memberikan
tanggung jawab kepada seorang atasan tertentu saja.
·
Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan relatif lebih lancar,
karena mendapat bantuan data, informasi, saran-saran, dan pemikiran para
stafnya.
·
prinsip “the right man in the right place”
lebih mudah untuk di laksanakan.
·
Organisasi ini fleksibel dan luwes, karena dapat
diterapkan pada organisasi besar maupun kecil, organisasi perusahaan maupun
organisasi sosial.
·
Kedisiplinan dan moral karyawan tinggi, karena
tugas-tugasnya sesuai dengan keahliannya.
·
Keuntungan dari spesialisasi dapat diperoleh seoptimal
mungkin.
·
Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah
ada pembagian tugas yang jelas.
·
Bakat karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan,
karena mereka bekerja sesuai dengan kecakapan dan keahliannya.
·
Perintah dan pertanggungjawaban melalui garis vertikal
terpendek.
Kelemahannya :
·
Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan
perintah atau bantuan nasihat.
·
Solidaritas dan esprit de corp karyawan
kurang baik karena mereka tidak saling mengenal.
·
Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap
unit atau bagian menganggap tugasnyalah yang terpenting.
c.
Organisasi Fungsional
Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization)
merupakan Struktur Organisasi yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi.
Pembagian kerja dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan
berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan
Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan
tugas yang sama akan dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur
Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang
hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun layanan. Struktur organisasi
bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi antar unit kerja.
Kebaikan Organisasi Funsional,yaitu:
- Masing-masing
fungsi dipegang oleh orang yang ahli dalam bidangnya,sehingga terdapat
keserasian antara tugas dan keahliannya.
- Tugas
para manajer menjadi lebih ringan dengan adanya pembagian fungsi.
Keburukan Organisasi Fungsional,yaitu:
- Membingungkan
para pekerja karena tidak ada kesatuan dalam pimpina dan perintah.
- Tidak
ada hubungan garis langsung dengan atasan.
- Kesulitan-kesulitan
yang timbul tidak dapat secara cepat diatasi.
- Kurangnya
koordinasi sering menimbulkan perselisihan diantara para manajer.
d.
Struktur
Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization) adalah Struktur
Organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan
letak geografis. Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di
perusahaan yang berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional
akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.
e.
Organisasi Komite
Bentuk organisasi komite adalah sebuah organisasi yang
setiap anggotanya mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif.
Organisasi komite mengutamakan pimpinan yang dapat berarti di dalam organisasi
ini terdapat pimpinan kolektif presidium (plural executive) dan komite
ini bersifat manajerial. Komite dapat memiliki sifat formal atau informal
dimana komite-komite tersebut dapat di bentuk sebagai bagian dari struktur
organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang dibagikan secara khusus.
Ciri-ciri organisasi komite
Berikut adalah ciri-ciri organisasi komite :
·
Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.
·
Wewenang semua anggota sama besarnya.
·
Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun
secara kolektif.
·
Pelaksana di kelompokkan berdasarkan bidang / komisi tugas tertentu yang
harus dilaksanakan dalam bentuk tugas.
·
Keputusan merupakan keputusan semua anggotanya.
Keunggulannya :
·
Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh beberapa
orang.
·
Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter/diktator dapat dicegah.
·
Pembinaan dan partisipasi dapat ditingkatkan.
Kelemahannya :
·
Penanggung jawab keputusan kurang jelas, sebab keputusan merupakan
keputusan bersama.
·
Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar.
·
Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui voting
suara.
f.
Organisasi Matrik
Organisasi dimana
penggunaan struktur organisasi menunjukkan dimana para spesialis yang mempunyai
keterampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikumpulkan lagi
menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan. Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure
Organization) merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional dan
Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan untuk
menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur
Orgnisasi tersebut. Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan
Struktur Organisasi Proyek karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional
juga harus mengerjakan kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang
ditugaskan kepadanya. Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya
multi komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua
pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur
Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau
perusahaan-perusahaan multinasional.Adapun Kebaikan dan keburukan organisasi matrik,yaitu :
Kebaikan Organisasi
Matriks
·
Luwes
·
Memberikan metode untuk memusatkan
perhatian pada masalah-masalah utama yang spesifik atau persoalan-persoalan
teknis yang unik.
·
Memberikan alat inovasi tanpa mengganggu
struktur organisasi yang ada.
Keburukan Organisasi Matrik
·
Beberapa masalah dapat muncul karena
pendekatan ini melanggar prinsip kesatuan perintah yanh tradisional (satu
atsan untuk masing-masing individu).
·
Manajer proyek dapat menjumpai kesulitan
dalam mengembangkan tim terpadu dari orang-orang yang berasal dari
bagian-bagian yang berbeda.
·
Konflik dapat muncul antara manajer
proyek dengan manajer-manajer bagian lain.
3.
Desain Struktur Organisasi
Desain struktur
organisasi yaitu sebuah proses memilih dan mengelola
aspek-aspek stuktural dan lkultual yang dilakukan oleh para manajer sehingga
organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mencapai
tujuan bersama. Desain organisasi mempunyai implikasi-implikasi penting pada
manfaat kompetitif perusahaan dimana salah satunya adalah untuk meningkatkan
koordinasi dan motivasi para pekerja. Dengan dibentuknya desain struktur
organisasi dalam perusahaan, maka akan jelaslah hubungan dasar antara mereka
yang berwenang dalam pembuat keputusan dan dengan mereka yang wajib untuk
melaksanakan keputusan tersebut.
Adapun unsur kunci
dalam membangun desain struktur organisasi yang baik sehingga dapat memotivasi
karyawan yaitu :
ü
Pembagian Kerja (Division Of Work)
Pembagian Kerja adalah Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan
kegiatan dan pekerjaan (yang telah disusun dalam proses perencanaan)
–yang mungkin saja bersifat kompleks—menjadi lebih sederhana dan spesifik
dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang
sederhana dan spesifik tersebut
ü
Pengelompokan Pekerjaan (Departmentalization)
Pengelompokan Pekerjaan atau Departementalisasi pada dasarnya adalah Proses
pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria
tertentu.
ü
Penentuan Relasi Antar Bagian Dalam
Organisasi (Hierarchy)
Hierarcy adalah Proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik
secara vertikal maupun secara horisontal.
Terdapat 2 konsep penting dalam Hierarcy, yaitu :
·
Span Of Management Control terkait
dengan jumlah orang atau bagian di bawah suatu departemen yang akan bertanggung
jawab kepada departemen atau bagian tertentu
·
Chain Of Command juga menunjukkan garis
perintah dalam sebuah organisasi dari hirarki yang paling tinggi misalnya
hingga hirarki yang paling rendah. chain of command juga
menjelaskan bagaimana batasan kewenangan dibuat dan siapa dan bagian mana akan
melapor ke bagian mana.
ü
Penentuan mekanisme untuk
mengintegrasikan aktifitas antar bagian dalam organisasi atau koordinasi (coordination). Koordinasi adalah proses dalam
mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai departemen atau bagian dalam
organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif.
Desain Organisasi yakni sebuah proses memilih dan
mengelola aspek-aspek struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manajer
sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang dilakukan untuk
mencapai tujuan bersama. Desain organisasi mempunyai implikasi-implikasi
penting pada manfaat kompeitif perusahaan dimana salah satunya adalah untuk
menungkatkan koordinasi dan motivasi para pekerja.
Dengan dibentuknya desain organisasi
dalam perusahaan, maka akan jelaslah hubungan dasar antara mereka yang
berwenang dalam pembuat keputusan dan dengan mereka yang wajib untuk
melaksanakan keputusan tersebut. Adapun unsur kunci dalam membangun desai
struktur organisasi yang baik sehingga dapat memotivasi
karyawan,departementalisasi,hierarki dan koordinasi. Menurut Richard L. Daft
(1998:15), dimensi desain organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
1.
Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang
menggambarkan karakteristik internal dari organisasi dan menciptakan suatu
dasar untuk mengukur dan membandingkan organisasi. Dimensi struktural terdiri
dari :
a.
Formalisasi
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi itu dibakukan (Bedelan & Zammuto, 1991:129). Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan tersebut mempunya tingkat keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana ia harus mengerja kan. Ada 3 macam jenis formalisasi, yaitu: Formalisasi berdasarkan pekerjaan, formalisasi berdasarkan aliran pekerjaan, dan formalisasi berdasarkan peraturan.
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi itu dibakukan (Bedelan & Zammuto, 1991:129). Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan tersebut mempunya tingkat keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana ia harus mengerja kan. Ada 3 macam jenis formalisasi, yaitu: Formalisasi berdasarkan pekerjaan, formalisasi berdasarkan aliran pekerjaan, dan formalisasi berdasarkan peraturan.
b.
Spesialisasi
Spesialisasi hakikatnya ialah daripada dilakukan oleh satu individu, lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan (Daft, 1998:16). Suatu spesialisasi kerja ikatakan bersifat ekstensif apabila setiap karyawan hanya mengerjakan tugas-tugas tertentu yang sempit wilayahnya. Suatu spesialisasi dikatakan rendah apabila karyawan mengerjakan tugas-tugas yang mempunyai batasan yang luas. Ada 2 (dua) tipe spesialisasi, yaitu:
Spesialisasi hakikatnya ialah daripada dilakukan oleh satu individu, lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan (Daft, 1998:16). Suatu spesialisasi kerja ikatakan bersifat ekstensif apabila setiap karyawan hanya mengerjakan tugas-tugas tertentu yang sempit wilayahnya. Suatu spesialisasi dikatakan rendah apabila karyawan mengerjakan tugas-tugas yang mempunyai batasan yang luas. Ada 2 (dua) tipe spesialisasi, yaitu:
·
Spesialisasi horisontal ini menunjuk
pada ruang lingkup suatu pekerjaan, atau pada tingkat mana seorang karyawan
melakukan suatu pekerjaan yang lengkap. Semakin kecil bagian suatu karyawan
terhadap suatu pekerjaan secara keseluruhan, maka semakin horizontal tingkat
spesialisasi pada pekerjaan tersebut.
·
Spesialisasi vertikal menunjuk pada
tingkat kontrol yang dimiliki oleh seorang karyawan terhadap suatu pekerjaan.
Semakin banyak keputusan yang dibuat oleh seorang karyawan, mengenai bagaimana
dan kapan harus melakukan suatu tugas, dan semakin terbatas perilaku karyawan
untuk melakukan tugas tersebut diatur oleh peraturan, prosedur, pengawasan
ataupun teknologi, semakin rendah tingkat spesialisasi vertikalnya.
c.
Standarisasi
Standarisasi menunjuk pada prosedur yang di desain untuk membuat aktivitas organisasi menjadi teratur, dan hal ini secara otomatis akan memfasilitasi adanya koordinasi (Jackson & Morgan, 1978:92).
Standarisasi menunjuk pada prosedur yang di desain untuk membuat aktivitas organisasi menjadi teratur, dan hal ini secara otomatis akan memfasilitasi adanya koordinasi (Jackson & Morgan, 1978:92).
2.
Hierarki Otoritas. Otoritas merupakan
bentuk dari kekuasaan yang ada pada suatu posisi atau kantor (Robbins,
2003:429). Ketika hak untuk mengatur bawahan termasuk dalam otoritas seseorang,
maka otoritas tersebut memberikan hak untuk membatasi pilihan dan perbuatan
yang dilakukan oleh bawahan. Hirarki berhubungan dengan “span of control”,
yaitu jumlah karyawan yang melapor pada seorang supervisor. Ketika span of
control ini sempit, hirarki otoritasnya cenderung tinggi, ketika span of
control ini lebar, hirarki otoritasnya akan lebih pendek.e. Kompleksitas
Kompleksitas menunjuk pada jumlah aktivitas maupun subsistem pada organisasi. Kompleksitas bisa diukur melalui 3 (tiga) diferensiasi yaitu vertikal, horizontal dan spatial.
Kompleksitas menunjuk pada jumlah aktivitas maupun subsistem pada organisasi. Kompleksitas bisa diukur melalui 3 (tiga) diferensiasi yaitu vertikal, horizontal dan spatial.
·
Diferensiasi vertikal. Semakin banyak
tingkatan yang ada antara manajemen puncak dengan bagian operasional, organisasi
tersebut semakin kompleks.
·
Diferensiasi horisontal adalah jumlah
jenis pekerjaan satu departemen yang ada pada organisasi. Semakin banyak jumlah
pekerjaan yang ada pada suatu organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan
keahlian khusus, semakin tinggi kompleksitas horisontal pada organisasi
tersebut.
·
Diferensiasi spasial adalah jumlah
daerah dari keberadaan organisasi secara fisik.
Dengan meningkatnya diferensiasi spasial ini maka semakin tinggi pula kompleksitasnya.
Dengan meningkatnya diferensiasi spasial ini maka semakin tinggi pula kompleksitasnya.
3.
Sentralisasi mengacu pada sampai tingkat
mana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam
organisasi. Dikatakan bahwa ketika manajemen puncak membuat keputusan-keputusan
kunci dalam organisasi dengan masukan yang terbatas dari
karyawan yang berada di bawahnya, maka organisasi tersebut memiliki tingkat sentralisasi tinggi. Sebaliknya, semakin banyak karyawan yang berada di bawah manajemen puncak memberikan masukan bagi pengambilan keputusan, maka dikatakan bahwa organisasi
lebih terdesentralisasi.Pada perusahaan yang memiliki karakter sentralisasi tinggi akan mempunyai struktur yang berbeda dengan perusahaan yang terdesentralisasi.
karyawan yang berada di bawahnya, maka organisasi tersebut memiliki tingkat sentralisasi tinggi. Sebaliknya, semakin banyak karyawan yang berada di bawah manajemen puncak memberikan masukan bagi pengambilan keputusan, maka dikatakan bahwa organisasi
lebih terdesentralisasi.Pada perusahaan yang memiliki karakter sentralisasi tinggi akan mempunyai struktur yang berbeda dengan perusahaan yang terdesentralisasi.
4.
Profesionalisme adalah level dari
pendidikan formal dan training yang harus dimiliki dan diikuti oleh karyawan.
Profesionalisme dianggap tinggi apabila karyawan harus mengikuti training dalam
jangka waktu yang lama untuk memegang suatu pekerjaan atau jabatan pada
perusahaan.
5.
Personel ratio menunjuk pada jumlah
karyawan pada suatu fungsi atau departemen tertentu.
6.
Dimensi Kontekstual, yaitu dimensi yang
menggambarkan keseluruhan dari suatu organisasi. Dimensi ini memperlihatkan
susunan organisasi yang mempengaruhi dan membentuk suatu dimensi struktural organisasi,
yang terdiri dari:
·
Ukuran. Ukuran adalah besarnya suatu
organisasi yang terlihat dari jumlah orang dalam organisasi tersebut.
·
Teknologi Organisasi. Teknologi
organisasi adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk teknik dan cara yang
digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi output.
·
Lingkungan. Lingkungan mencakup seluruh
elemen di luar lingkup organisasi. Elemen kunci mencakup industri, pemerintah,
pelanggan, pemasok dan komunitas finansial.
Bentuk Desain Organisasi
Bentuk dari desain organisasi ini
ditentukan oleh tingkat formalisasi yang dilakukan, tingkat sentralisasi dalan
organisasi, kualifikasi karyawan, span of control yang ada serta komunikasi dan
koordinasi yang ada dalam organisasi (Robbins,2003:136). Bentuk desain
organisasi terdiri dari:
a.
Organic
Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi.
Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi.
b.
Mostly Organic. Pada organisasi yang
berbentuk mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterapkan berada
di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam
organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai
lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi
tersebut.
c.
Mechanistic
Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.
Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.
d.
Mostly Mechanistic
e.
Pada jenis organisasi ini, terdapat
ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat,
adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang
bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam
organisasi tersebut.
Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi (PO) adalah bidang ilmu yang mempelajari dan mengaplikasikan pengetahuan tentang bagaimana manusia berperan atau berperilaku atau
bertindak di dalam organisasi (Davis&Newstrom, 1989). Elemen-elemen kunci
dalam perilaku organisasi adalah: manusia, struktur, teknologi, dan lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi.
Perilaku organisasi umumnya dikenal sebagai OB (Organizational Behavior)
adalah bidang interdisipliner yang ditunjukan untuk mempelajari sikap,perilaku
dan kinerja manusia dalam sebuah organisasi.
Prediktor- prediktor penting dalam organisasi kerja meliputi :
1.
Kelompok Kerja, Yaitu Sekumpulan
karyawan yang secara bersama-sama mempunyai pekerjaan serupa (umum) dan melihat
diri mereka sebagai satu kelompok.
2. Motivasi, Yaitu Motif intern yang menyebabkan orang berperilaku seperti
yang mereka lakukan.Istilah motivasi sendiri, secara taksonomi berasal dari
kata latin “movere” yang artinya bergerak. Adapun beberapa definisi tentang
motivasi dapat dikemukakan dsebagai berikut :
·
Motivasi adalah proses pengembangan dan
pengarahan perilaku atau kelompok, agar individu atau kelompok itu menghasilkan
keluaran (output) yang diharapkan, sesuai dengan sasaran atau tujuan yang ingin
dicapai organisasi (Ensiklopedi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 1993: 432-433).
·
Motivasi adalah daya pendorong yang
mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan
kemampuan, dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan
berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya,
dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah
ditentukan sebelumnya (Siagian,1986 : 132).
Teori motivasi dari maslow menekankan dua ide dasar yaitu:
Ø
Orang mempunyai banyak kebutuhan, tetapi
hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi saja yang dapat mempengaruhi
perilaku manusia.
Ø
Kebutuhan manusia dikelompokkan dalam
sebuah hierarki kepentingan. Jika satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain yang
tingkatannya lebih tinggi akan muncul dan memerlukan pemuasan.
Ø
Pekerjaan dan Sikap Jabatan
Perkembangan teknologi dewasa ini telah menyebabkan penggunaan mesin dan
peralatan otomatis yang lebih besar. Akibatnya, karyawan di pabrik
kadang-kadang mengeluh bahwa pekerjaan mereka membosankan. Mungkin mereka
merasa tidak memperoleh kesempatan untuk meggunakan ketrampilannya.
Kecenderungan ke arah yang lebih otomatis di bidang manufaktur dan pertanian
lambat laun akan mendapat tantangan dari serikat buruh. Beberapa penelitian
antara lain dikemukakan oleh Max Weber (seorang sosiolog jerman,1864 – 1920 )
yang pertama kali menggunakan istilah ‘ etika protestan’ dalam bukunya berjudul
‘Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism,’ berkaitan dengan etika kerja.
Penelitian iutu memperlihatkan bahwa yang dinamakan etika kerja itu tidaklah
sekuat yang ada di Amerika. Keyakinan bahwa kerja keras adalah baik itu juga
merupakan bagian dari etika kerja.
Kepuasan jabatan mungkiin merupakan sikap jabatan yang banyak diteliti. Ini
mencakup sikap kearah superfisi kerja, pembayaran, mitra karyawan, dan promosi.
Dari penelitian tersebut ditemukan kenyataan bahwa kepuasan jabatan berbeda
–beda dari suatu jabatan kejabatan yang lain.
Oleh Musselmah dan Jackson , kepuasan jabatan dipandang sebagai indikator
yang bermanfaat bagi manajemen untuk menentukan apakah tedapat bidang-bidang
masalah dalam angkatan kerja organisasi. Kepuasan jabatan telah dikaitkan
dengan perputaran dan absentiisme dalam angkatan kerja. Moral merupakan sikap
umum dari angkatan kerja dalam sebuah perusahaan terhadap jabatan mereka.
Sedangkan kepuasan jabatan merupakan istilah lain yang memberikan arti banyak
tentang hal yang sama .
Konsep Dasar Perilaku Organisasi :
1.
Perbedaan individual dimana ada istilah
“hukum tentang perbedaan individual” (Law of of individual differences)
2.
Manusia secara keseluruhan, bahwa sifat manusia yang berbeda boleh dipelajari secara terpisah, tetapi pada akhirnya
sifat-sifat ini merupakan bagian sebuah system yang menciptakan manusia secara
keeluruhan.
3.
Perilaku yang bermotivasi, dalam
masalah kebutuhan manusia termotivasi bukan oleh perikraan atas apa-apa yang dibutuhkannya,
tetapi oleh keinginan mereka sendiri.
4.
Nilai-nilai kemanusiaan (martabat
manusia), konsep ini lebih bersifat etis filosofis daripada kesimpulan ilmiah.
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai
Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari
organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu
politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan
studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.
Seperti halnya ilmu sosial, perilaku
organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun
ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap
perilaku pekerja.
GENERALISASI PERILAKU
1.
Pekerja bahagia – pekerja produktif
2.
Orang akan produktif jika atasan ramah,
dipercayai bisa diajak kerja sama
4.
Orang harus diancam agar bekerja bagus
5.
Kelompok yang efektif adalah kelompok
yang tidak punya konflik
Komentar
Posting Komentar