PENGANGGARAN PERUSAHAAN
LAPORAN
TUGAS MANDIRI KE : 1 (SATU)
KODE
MK : AKT 112233
MATA
KULIAH : PENGANGGARAN PERUSAHAAN
NAMA
DOSEN : Drs. BAMBANG TRI DAYONO,
MM
|
NAMA :
SANTY MEYLINAWATI
NIM : 11021900241
KELAS :
5E - AKT
|
UNIVERSITAS
BINA BANGSA BANTEN
SERANG
– BANTEN
TAHUN
2019 – 2020
SOAL TUGAS
MANDIRI KELOMPOK : 1
1.
Jelaskan perbedaan antara Penganggaran
dengan Perencanaan dan jelaskan!
2.
Jelaskan perbedaan antara Peraturan dan
Kebijaksanaan !
3. Tuliskan dan jelaskan Seri Tugas yang
saling berkaitan untuk keseragaman Pelaksanaan Kinerja dalam suatu perusahaan!
4.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. BUMN,
PERJAN, PERUM.
b. Perusahaan
Industri
c. Perusahaan
Ekstratif
d. Biaya
Bahan Baku ( BBB )
e. Biaya
Penjualan
5.
Jelaskan mengapa Penganggaran termasuk
bidang Akunting!
6.
Jelaskan kelemahan perusahaan dalam penyusunan anggaran!
7.
Jelaskan pendapat saudara agar fungsi
pelaksanaan anggaran bisa berjalan secara efektif dan efisien sesuai yang
diharapkan !
8.
Jelaskan apa yang dimaksud Program
Jangka Pendek dan bagaimana realisasi pelaksanaannya!
9.
Jelaskan hubungan Anggaran Operasional
dengan Anggaran Keuangan dalam pelaksanaannya, pada :
a. Anggaran
Penjualan
b. Anggaran
Piutang
c. Anggaran
Produksi
10.
Jelaskan Fungsi Pengendalian dalam Perusahaan!
1.
Penganggaran merupakan proses menyusun anggaran.
Anggaran merupakan hasil
penganggaran. Penganggaran perusahaan merupakan
proses menyusun anggaran perusahaan,
sedangkan anggaran perusahaan
merupakan hasil penganggaran perusahaan. Dengan demikian penganggaran
perusahaan lebih luas dari anggaran perusahaan, karena meliputi anggaran
perusahaan, sedangkan anggaran perusahaan
hanya bagian daripada penganggaran
perusahaan. Penganggaran perusahaan berarti
menjelaskan, menguraikan cara menghitung
dan menyusun anggaran perusahaan, sedangkan anggaran
perusahaan berarti cukup menampilkan
bentuk anggaran perusahaan, misalnya
berupa anggaran neraca dan. anggaran laporan rugi-laba tanpa disertai
penjelasan dan cara menghitung/menyusun anggaran tersebut.
Fungsi manajemen menurut George R.
Terry ada empat: perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan
pengawasan (controlling). Perencanaan
merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran
kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang
diinginkan. Perencanaan berarti menentukan sebelumnya kegiatan yang mungkin
dapat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Perencanaan merupakan upaya
tindakan berhati-hati sebelum melakukan sesuatu agar apa yang dilakukan dapat berhasil
dengan baik. Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan proses umpan maju
(feedforward) agar dapat memberikan
petunjuk kepada setiap manajer dalam pengambilan keputusan operasional
sehari-hari. Penganggaran merupakan tahap keempat dalam sistem manajemen
strategik.
Maka, penganggaran adalah bagian
dari sebuah perencanaan. Perencanaan merupakan proses penyusunan suatu rencana
anggaran.
2. Aturan (rules) adalah suatu petunjuk, perintah, larangan, kompensasi,hak,
sanksi, dan kewajiban dalam pelaksanaan pekerjaan. Aturan dibuat untuk semua
pihak yang terdapat dalam lingkungan yang bersangkutan. Secara prinsip, hak dan
kewajiban selalu berhubungan satu sama lainnya. Seseorang yang mendapatkan
haknya harus melaksanakan kewajibannya. Begitu juga sebaliknya, seseorang yang
telah melaksanakan kewajibannya harus mendapatkan haknya. Dalam hal ini, hak
merupakan sesuatu yang mutlak menjadi milik seseorang. Artinya, orang tersebut
dapat mengambil haknya tersebut tapi bisa juga tidak mengambilnya bila tidak
menginginkannya.
Sedangkan
kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh seseorang. Artinya,
seseorang harus melakukannya dengan penuh tanggung jawab. Apabila tidak
dilaksanakan maka orang tersebut akan dikenakan sanksi berupa sanksi hukum atau
sanksi sosial.
Kebijakan adalah
ketentuan yang diluar aturan, tetapi tidak menyalahi aturan dan bersifat tidak
permanen. Kebijakan anggaranadalah suatu instrumenkebijakan yang dilakukan
suatu perusahaan dalam rangka mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi.
3.
Menurut Fisher, Schoenfeldt, dan Shaw Evaluasi Kinerja
merupakan suatu proses dimana kontribusi karyawan terhadap organisasi dinilai
dalam suatu periode tertentu. Sedangkan GT. Milkovich dan Bourdreau
mengungkapkan bahwa evaluasi kinerja adalah suatu proses yang dilakukan dalam
rangka menilai kinerja karyawan. Kinerja karyawan diartikan sebagai suatu
tingkatan dimana karyawan memenuhi atau mencapai persyaratan kerja yang
ditentukan.
Penilaian kinerja mencakup tiga faktor penting, yaitu
:
a.
Pengamatan. Kegiatan penilaian ini merupakan proses
menilai dan menilik perilaku yang telah ditentukan oleh tim kerja.
b.
Ukuran. Alat ukur dan indikator yang digunakan untuk
mengukur kinerja seorang personal dibandingkan dengan uraian pekerjaan yang
telah diterapkan bagi personal tersebut.
c.
Pengembangan. Kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi
personal agar mengatasi kekurangannya dan mendorongnya mengembangkan kemampuan
dan potensi yang ada pada dirinya.
Terkadang evaluasi kinerja menjadi
suatu hal yang menakutkan bagi para karyawan. Banyak karyawan menganggap
sesi ini sebagai ancaman karena takut akan adanya kesalahan-kesalahan yang
terbukti setelah adanya evaluasi ini. Maka dari itu, diperlukan kemampuan
yang baik dari para assessor (penilai) yang dalam hal ini adalah seorang
Manajer langsung dalam melakukan penilaian dan evaluasi.
Pada intinya evaluasi kinerja
dianggap sebagai alat untuk memverifikasi apakah individu-individu telah
memenuhi standar-standar kinerja yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dapat
pula menjadi cara untuk membantu individu-individu mengelola kinerja mereka.
Dalam praktik, manajer departemen-departemen di perusahaan harus memahami
pentingnya penilaian kinerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan
personalia dan memberikan umpan balik perusahaan kepada karyawan tentang
pelaksanaan kerja.
4.
Berikut adalah pengertian dari :
ü
BUMN merupakan jenis badan usaha dimana
seluruh atau sebagian modal dimiliki oleh Pemerintah. Status pegawai yang
bekerja di BUMN adalah karyawan BUMN, bukan pegawai negeri. Saat ini sudah ada
3 bentuk badan usaha BUMN, yaitu: Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum
(Perusahaan Umum) dan Persero.
Ciri-Ciri BUMN :
1.
Pemerintah menjadi pemilik badan usaha.
2.
Pengawasan kegiatan usaha dilakukan oleh pemerintah,
baik langsung maupun lewat institusi terkait.
3.
Pemerintah memiliki kekuasaan yang absolut dalam
menjalankan kegiatan usaha.
4.
Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang
berkaitan dengan kegiatan usaha.
5.
Semua resiko yang terjadi sepenuhnya merupakan
tanggung jawab pemerintah.
6.
Sebagai pengisi kas negara, karena merupakan
salah satu sumber penghasil.
7.
Bertindak sebagai pelaksana pemerintah dalam memenuhi
pertanggungjawaban hajat hidup masyarakat luas.
8.
Tidak ditujukan untuk mencari keuntungan
sebesar-besarnya, tetapi dibenarkan untuk memupuk keuntungan.
9.
Berfungsi sebagai alat pemerintah untuk mengadakan dan
mengembangkan ekonomi negara.
10.
Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan
efisiensi serta terjaminnya prinsip-prinsip ekonomi.
11.
Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan
negara yang dipisahkan.
12.
Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila
sahamnya dimiliki oleh masyarakat, besarnya tidak lebih dari 49%, sedangkan
minimal 51% sahamnya dimiliki oleh negara.
13.
Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi.
14.
Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri.
15.
Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk
kesejahteraan rakyat.
16.
Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan
bukan bank.
Manfaat BUMN
:
1.
Memberi kemudahan kepada masyarakat
luas dalam memperoleh berbagai alat pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa
barang atau jasa.
2.
Membuka dan memperluas kesempatan
kerja bagi penduduk angkatan kerja.
3.
Mencegah monopoli pasar atas barang
dan jasa yang merupakan kebutuhan masyarakat banyak oleh sekelompok pengusaha
swasta yang bermodal kuat.
4.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas
produksi komoditi ekspor sebagai sumber devisa,baik migas maupun non migas.
5.
Menghimpun dana untuk mengisi kas
negara ,yang selanjutnya dipergunakan untuk memajukan dan mengembangkan
perekonomian negara.
6.
Memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
ü
Perjan (Perusahaan Jawatan) Perjan merupakan salah satu bentuk badan usah yang seluruh modalnya
dimiliki oleh Pemerintah. Kemudian perjan fokus melayani
masyarakat. Namun karena selalu fokus pada masyarakat dan tanpa adanya
pemasukan untuk menanggulangi hal tersebut, maka sudah tidak terapkan lagi. Contoh :
PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api), sekarang menjadi PT. KAI. Perjan RS Jantung Harapan Kita, Perjan RS
Cipto Mangunkusumo, Perjan RS AB Harahap, Perjan
RS Sanglah, Perjan RS Kariadi.
ü
Perum (Perusahaan Umum) Perum ibarat perubahan dari Perjan. Sama seperti perjan, namun perum
berorientasi pada profit atau mencari keuntungan. Perum dikelola oleh negara
dan karyawan berstatus sebagai Pegawai Negeri. Walaupun sudah berusaha mencari
keuntungan namun tetap saja merugi, sehingga Negara menjualnya ke publik dan
pada akhirnya berganti nama menjadi Perseo. Contoh : Perum Pegadaian, Perum
Jasatirta, Perum DAMRI, Perum ANTARA, Perum Peruri
ü
Perusahaan Industri adalah perusahaan yang usahanya
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi (bahan
baku), atau mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Contoh :
§ Perusahaan
kerajinan rotan mengolah bahan mentah (rotan) menjadi barang jadi (misalnya
kursi rotan dan anyaman rotan)
§ Perusahaan
tepung terigu mengolah bahan mentah (gandum) menjadi bahan baku (tepung
terigu).
§ Perusahaan
roti mengolah bahan baku (tepung terigu) menjadi barang jadi (roti).
§ Perusahaan
mobil, pupuk, kimia, obat-obatan dan sepatu.
ü
Perusahaan
Ekstraktif adalah perusahaan yang bidang usahanya memungut
benda-benda yang tersedia di alam secara langsung. Perusahaan yang termasuk
kelompok perusahaan ekstratif antara lain pertambangan penangkapan ikan,
penebangan kayu, pemungutan rumput laut, dan pembuatan garam. Perusahaan
pertambangan ialah perusahaan yang usaha menghali dan mengolah barang-barang
tambang, misalnya pertambangan minyak bumi, besi batu bara, timah, dan nikel
ü Biaya bahan baku (raw materials cost) adalah biaya
yang digunakan untuk bahan-bahan yang bisa dengan mudah dan langsung
diidentifikasikan dengan barang jadi. Contoh
bahan baku adalah
tembakau bagi perusahaan rokok dan kayu bagi perusahaan mebel. Untuk pencatatan pembelian bahan baku sama dengan perusahaan dagang, yakni dicatat dalam buku pengeluaran kas (untuk pembelian
tunai) dan buku pembelian (untuk pembelian kredit). Pelunasan hutang dicatat
dalam buku pengeluaran kas.
ü Biaya penjualan/ BP (cost of sales) adalah biaya perolehan barang
atau jasa yang dijual selama periode yang bersangkutan, biasanya satu tahun
buku, seperti yang ditunjukkan dalam Laporan Laba-Rugi. Biaya tersebut harus
berkaitan dengan pendapatan yang relevan agar laporan tidak terdistorsi.
Menggunakan hanya total nilai pembelian persediaan selama periode yang
bersangkutan tidak akan menghasilkan angka yang benar dan relevan, karena
beberapa produk yang dijual sudah tersedia dalam bentuk stok sebelum periode
dimulai, dan beberapa produk yang dibeli selama periode tersebut tetap tidak
terjual pada akhir periode. Umumnya biaya penjualan dihitung dengan rumus: stok
awal persediaan + pembelian – stok akhir persediaan. Biaya penjualan pada
umumnya sama dengan harga pokok penjualan.
5. Penganggaran memang berkaitan secara
unik dengan sistem akunting perusahaan dalam hal-hal:
a. komponen keuangan dari suatu
anggaran yang umumnya disusun dalam suatu format akunting;
b. penganggaran perusahaan mempunyai
kaitan erat dengan akunting manajemen, yaitu berupa akunting harga pokok
standar, akunting penentuan harga pokok variabel (variable costing) dan
penganggaran merupakan bagian dari akuntansi manajemen;
c. akunting keuangan mencatat transaksi
waktu yang lalu, sedangkan penganggaran perusahaan mencatat transaksi waktu
akan datang. dalam hal ini anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan
transaksi keuangan. untuk memperbandingkan anggaran dengan realisasi diperlukan
data yang dihasilkan oleh akunting keuangan. penganggaran merupakan perencanaan
akunting, sedangkan akunting keuangan merupakan pelaksanaan akunting.
d. akunting keuangan memberikan masukan
data historis yang relevan terutama untuk tujuan analisis dalam pengembangan
anggaran perusahaan.
Oleh karena beberapa hal yang telah diuraikan tersebut maka
penganggaran termasuk bidang akunting. Berikut ini beberapa penulis yang
menyatakan bahwa penganggaran (budgeting)
termasuk bidang akunting.
Menurut Soehardi Sigit (1987, 4) mengemukakan bahwa pada
abad ke-20 akunting meliputi bookkeeping,
cost accounting, budgeting, auditing,
analisis laporan keuangan, government
accounting, social accounting, accounting theory, dan sebagainya.
Menurut Soemarso SR (1990, 8, 9, 10) bidang akunting
meliputi akunting keuangan, akunting pemeriksaan, akunting manajemen, akunting
biaya, akunting perpajakan, sistem informasi, penganggaran (budgeting), akunting pemerintahan.
Sugiarto dan Suwardjono (1995, 8) mengemukakan bidang spesialisasi
akunting terdiri atas akunting keuangan, auditing, akunting biaya, akunting
manajemen, akunting perpajakan, sistem akunting, akunting anggaran,
akunting pemerintahan.
6. Kelemahan penyusunan anggaran :
·
Dalam
penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan
yang sebenarnya.
·
Seringkali
keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan
yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. Hal ini berarti diperlukan
pemikiran untuk penyesuaian. Kemungkinan ini menghendaki agar anggaran
disesuaikan secara berkesinambungan dengan kondisi yang berubah-ubah agar data
dan informasi yang diperoleh akurat.
·
Karena
penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat
menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses
pelaksanaan anggaran.
·
Penganggaran
tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan terutama pada
saat data dan informasi tidak lengkap /cukup.
7.
Ada
prinsip-prinsip dasar yang harus dipenuhi dan ditaati agar suatu anggaran dapat
disusun dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, adalah sebagai berikut:
a.
Management involvement. Merupakan keterlibatan manajemen dalam penyusunan rencana mempunyai makna
bahwa manajemen mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai segala sesuatu yang
direncanakan.
b.
Organizational adaption. Suatu rencana keuangan harus disusun berdasarkan struktur organisasi
dimana ada ketegasan wewenang dan tanggung jawab. Seorang manajer tidak dapat
memindahkan tanggung jawab atas suatu pekerjaan walaupun dia dapat melimpahkan
sebagian wewenangnya kepada bawahannya.
c.
Responsibility accounting. Agar rencana keuangan dapat dilaksanakan dengan
baik, maka harus didukung adanya suatu system responsibility accounting yang
polanya disesuaikan dengan pertanggung jawaban manajemen keuangan perusahaan.
d.
Goal orientation. Penetapan
tujuan yang realistris akan menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan
perusahaan dalam jangka panjang.
e.
Full communication. Suatu perencanaan dan pengendalian dapat berjalan
secara efektif apabila antara tingkatan manajemen mempunyai pemahaman yang sama
tentang tanggung jawab dan sasaran yang akan dicapai.
f.
Realistic expectation. Dalam perencanaan, manajemen harus mentepakan sasaran yang realistis,
artinya memungkinkan dapat dicapai. Maka sebaiknya manajemen harus menghindari
konservatisme dan optimisme yang berlebihan yang menjadikan sasaran tidak dapat
dicapai.
g.
Timeliness.
Laporan-laporan mengenai realisasi rencana harus diterima manajer yang
berkompeten tepat pada waktunya agar informasi tersebut berguna bagi manajemen.
h.
Flexible application. Pernecanaan tidak boleh kaku tetapi harus terdapat celah untuk perubahan
sesuai dengan situasi dan kondisi.
i.
Reward and punishment. Manajemen harus melakukan penilaian kinerja manajer berdasarkan
perencanaan yang telah ditetapkan. Jadi manajer yang kinerjanya dibawah atau
melebihi standar harus dapat diketahui sehingga pemberian suatu reward atau punishment oleh
manajemen menjadi transparan.
8. Rencana jangka pendek (short range planning), yaitu perencanaan yang dibuat dan hanya berlaku
selama kurang lebih 1 tahun. Perencanaan jangka pendek, yang
manghasilkan rencana jangka pendek (goals) Rencana
ini memiliki jangka waktu yang cukup singkat, yakni
bulanan, triwulanan, sampai satu tahunan. Rencana jangka pendek sifatnya
sudah konkrit, sehingga sasaran dan tujuan
yang ingin dicapai telah dirinci secara
nyata, baik mengenai alokasi biaya, tenaga kerja, peralatan metode pelaksanaan serta batas waktu kapan harus mulai dan kapan harus berakhir.
9. Hubungan
Anggaran Operasional dengan Anggaran Keuangan dalam pelaksanaan pada :
1. Anggaran
penjualan adalah rencana kerja perusahaan di masa mendatang pada suatu kurun
waktu tertentu di bidang penjualan produk perusahaan. Di dalam anggaran penjualan
terdapat beberapa variabel yang terkait, seperti volume penjualan (dalam unit,
meter, lembar, kilogram, ton, buah, liter, barel, dan sebagainya) dan harga
jual per unitnya. Anggaran penjualan merupakan dasar dari penyusunan anggaran
yang lainnya. Anggaran penjualan harus merupakan suatu target yang diyakini
dapat dicapai oleh sumber daya yang dimiliki perusahaan. Tanpa memperhatikan
sumber daya yang dimiliki perusahaan, target penjualan akan sulit dicapai oleh
manajemen. (Rudianto, 2009: 48) Untuk menyusun anggaran penjualan, perusahaan
harus membuat prediksi penjualan. Prediksi penjualan tersebut berupa prediksi
volume barang yang akan dijual pada suatu periode tertentu di waktu mendatang.
(Rudianto, 2009: 53).
2. Anggaran
piutang adalah anggaran yang dibuat untuk merencanakan jumlah piutang
perusahaan secara rinci dan perubahan-perubahan dari waktu ke waktu selama
periode akuntansi yang akan datang. Piutang sendiri merupakan salah satu aset
lancar yang timbul akibat adanya penjualan kredit. Biasanya perusahaan yang
menerapkan sistem penjualan kredit ingin meningkatkan penjualannya sehingga
nantinya keuntungan atau laba pun akan meningkat.
Namun,
piutang juga memiliki dampak lain bagi perusahaan yakni timbul biaya modal,
biaya administrasi utang, dan akan lebih parah sampai adanya piutang tak
tertagih (bad debt). Agar terjadi hal yang tidak diinginkan, sebaiknya
perusahaan mengelola piutangnya dengan baik. Salah satu caranya adalah membuat
anggaran piutang.
Anggaran
piutang merupakan hal yang penting sebagai dasar penyusunan anggaran kas. Di
mana yang kita ketahui bahwa kas menentukan operasional perusahaan. Oleh karena
itu, penting bagi Anda untuk dapat membuat anggaran piutang.
3. Anggaran produksi adalah rencana perusahaan untuk
menghasilkan produk perusahaan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
penjualan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan penjualan dengan
mempertimbangkan jumlah persediaan pada awal dan akhir periode tertentu.
Perusahaan harus mampu memproduksi barang sesuai kebutuhan, dengan
memperhitungkan jumlah penjualan yang direncanakan dan persediaan pada akhir
periode untuk menjamin ketersediaan barang pada periode berikutnya. (Rudianto,
2009:80) Dalam penyusunan anggaran produksi, perusahaan dapat menggunakan beberapa
metode produksi, yaitu:
1.
Metode Produksi
Stabil, yaitu suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume
produksi yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu
yang volume penjualannya lebih tinggi. Metode ini mengakibatkan volume
persediaan menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan.
2.
Metode Persediaan
Stabil, yaitu suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume
persediaan yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu.
Metode ini mengakibatkan volume produksi menjadi tidak stabil dari bulan ke
bulan.
3.
Metode Fleksibel,
yaitu suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume produksi yang
berubah terus dari bulan ke bulan. Metode ini mengakibatkan volume persediaan
dan volume produksi menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan. (Rudianto, 2009:
80-83)
Anggaran produksi adalah anggaran
yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah satuan
(unit) barang yang akan diproduksikan oleh perusahaan selama periode tertentu
yang akan datang, di dalamnya meliputi tentang jenis (kualitas) barang yang
akan diproduksikan, serta waktu (kapan) produksi akan dilakukan. (Munandar,
2007: 81).
10. Fungsi pengendalian berperan untuk
mendeteksi deviasi atau kelemahan yang perbaikan terhadapnya menjadi umpan
balik dari suatu kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap
pelaksanaan. Hal-hal yang dicakup dalam fungsi pengawasan adalah
menciptakan standar atau kriteria, membandingkan hasil monitoring dengan
standar, melakukan perbaikan atas deviasi atau penyimpangan, merevisi dan
menyesuaikan metode pengendalian sebagai respon atas hasil pengendalian dan
perubahan kondisi, serta mengkomunikasikan dan penyesuaian tersebut ke seluruh
proses manajemen. Adapun fungsi pengendalian yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Koordinasi antar berbagai bagian
dalam organisasi
3. Komunikasi informasi
4. Pengambilan keputusan
5. Memotivasi orang-orang dalam
organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi agar berperilaku
sesuai dengan tujuan organisasi
6. Pengendalian
7. Penilaian kinerja.
8. Meningkatkan akuntabilitas
9. Merangsang kepatuhan pada kebijakan,
rencana, prosedur, peraturan,dan ketentuan yang berlaku.
10. Melindungi aset organisasi.
11. Pencapaian kegiatan yang ekonomis
dan efisien.
Komentar
Posting Komentar